Search This Blog

Sunday, May 18, 2014

my job "apoteker"


Menjalankan praktek profesi di apotek ternyata membuka wawasan saya tentang arti penting "peduli kesehatan pasien". selama hampir 7 bulan mengaplikasikan ilmu disana akhirnya saya sadar ilmu ini belumlah seberapa mengingat betapa kompleks nya permasalahan pasien. mulai dari segi ekonomi, sosial lingkungan bahkan aturan dan undang undang yang mengikat. 
bermacam pula peristiwa yang saya dapatkan. pernah suatu hari di awal saya berpraktek. seorang bapak datang ke apotek saya. begini kisahnya.
saya : bisa di bantu pak?
pasien : saya maw nebus resep ini buk
saya : melihat resep yang dibawa pasien. sambil melihat keabsahan resep. sepertinyaaaa???
keluhannya kenapa paak???
pasieen : ini gulaa saya naaik dok, jadi kalau malam susah tidurr.
sayaa : hahh (bengongg). nggak salah yaa. ini resepnya cuman psikotropik. mana buat gulanya???. resepnya tanpa cap pula
oooh bapak gulaa yaa??? 
pasien : iya dok
saya : (kebetulan saya pake jas profesi, pasien sering ketukar ama dokter, hadeeeeh :) ),obatnyaa nggak ada pak. jawaban singkat.
pasien : tolong dok saya susah tidur. wajahnya dibuat lemeeesss
saya : tidak ada paak. 

seringkali kita kecolongan dengan obat ini. banyak yang menggunakan tidak pada aturan yang sesuai. disitulah kita di tuntut untuk menjalankan betul apa yang tertera pada undang-undang terkait obat tersebut. jeli dalam melihat ke  absahan resep, melihat cap, terutama isi resep. pasien pasien tipe seperti ini seringkali datang di akhir minggu. entahlaaah. bukan hal mudah tentu memberi pengertian bahwa obat ini dan itu berbahaya. obat ini dan itu menyebabkan ketergantungan. umumnya masyarakat sudah tahu. tapi itulaaaah penyalah gunaan obat masih saja terjadi. tugas kita lah sejawat "apoteker" untuk mengamankan ranah kita, untuk tidak terjamah oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. 

ada pula pasien ngotot banget ganti obat. kebetulan obatnya antibiotik. berdasarkan info dari pasiennya bahwa istrinya yang memakai obat tersebut mengalami bengkak di bagian mata. nah loooo. trusss???. itu kan obat dari dokter pak kenapa minta ganti ke kitaaa. ini bukan ranahnya apoteker untuk mengganti suatu obat tanpa persetujuan dokter. lagian kan itu diagnosanya dokter yang tahu persisnya gimana. tidak semudah itu menggati obat apalagi dengan adanya reaksi seperti itu. setelah di pengertian dengan baik dan pelan sampe akhirnya debat kusssyiiiiir akhirnya bapaknya mau mengikuti saran saya. JANGAN SEMBARANGAN MENGGANTI OBAT YAA, 

mengambil peran di ranah pelayanan berarti siap menjadi pelayan untuk pasien bukan??? membantu pasien menemukan obat yang tepat sesuai kebutuhan, memberikan informasi yang tepat, menerapkan farmakoekonomi yang lebih mementingkan kesehatan pasien di bandingkan profit (sejatinyaaaaa :D). 

enjoyed your job ^_^



No comments:

Post a Comment

Indonesia katanya

September....  Hmmm, benar sajaa. Mendung dan hujan di bulan september seperti turut membersamai perasaan saya yang sedang gundah g...