Sore di taman...
Sore ini, untuk kesekian kalinya menghabiskan waktu di taman. Hembusan angin dan suara riuh anak kecil menghadirkan suasana yang damai. segerombolan ibu-ibu tampak bercengkrama di pinggir taman, sambil sesekali mengamati dan membantu buah hatinya berdiri saat jatuh dari sepeda atau bermain bola. menyenangkan, bisa duduk dipojokan taman ini sambil mengelus perut buncitku. ada bayi yang sedang tumbuh disana.
azan magrib tidak akan berkumandang disini. melirik aplikasi jadwal shalat, magrib masih sejam lagi. walau tanpa kertas dan pulpen, aku ingin menuliskan suara suara sesak dan ramai dialam sana. entah sejak kapan rusuh dan ramai bak pasar. baiklah...menulislah, agar hati menjadi lebih tenang.
"Being married is simple, being happily married is the challenge". yuup. bisa ditebak, menikah itu tidak mudah, dan setelahnya pun tidak lebih mudah. yang paling sulit adalah, menghadirkan " kita" dan menghilangkan aku atau kau. yaa, baru terasa setelah dijalani. dulu saat dengar teman bertengkar atau bahkan bercerai, mudah saja bagi orang lain menilai, salah satu pihak, atau dua duanya salah?? oh ternyata tidak sesimple itu kawan, walaupun masih terbilang amatir, tapi ini perlahan ada bayangan, kalau ternyata "menikah dan hidup berumah tangga adalah tantangan. lalu kau yang dulu menyukai tantangan hidup, tertantangkah??? bukan tantangan menaklukkan rinjani, atau perjalanan menembus hutan yang kau banggakan, ataupun tantangan mendapatkan beasiswa keluar negeri, tantangan ini berbeda. lalu takutkah kau menikah?? ini sunnah, bukan tentang diri yang mengikuti prasangka, tapi sekali lagi, ini sunnah. untuk kau yang sedang menunggu, bersabarlah, hitungan Allah terhadap waktu sungguh diluar nalar manusia, bersabarlah dalam penantian.
Sabar....
Sabar itu??? berpasrah???. Sabar itu tidak lemah, tidak berputus asa. Seseorang menyampaikan padaku bahwa sabar itu tentang kesungguhan mengerahkan kekuatan, mengikat harapan lewat doa, meyakinkan diri akan setiap hadirNYA. hmmmm, suliit??? suliiittt
kenapa?? karena manusia bersifat lemah (tidak punya kekuatan). maka mintalah kekuatan itu pada Allah, dengan bersabar.
"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah" (QS 4:28).
lalu,..
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang orang yang khusyu' " (QS 2:45)
Sore perlahan bergeser,....
Menjadikan sabar sebagai pijakan, aku masih belajar. seperti anak kecil yang belajar berjalan. tertatih dengan segala sesuatu yang baru. untukmu yang juga akan melewati fase ini, kencangkan ilmu mu dan ikat kuat aqidahmu, semoga kelak ini menjadi penawar jika masa masa sulit itu datang menghadang.
"Katakanlah : jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan rasulNYA dan dari berjihad dijalanNYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNYA. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang -orang yang fasik " (QS 9:24)
suami atau istri adalah ujian terhadap satu sama lainnya. mainkanlah peran sabarmu disana. karena Allah berikan solusi setiap permasalahan yang ada. saat yang satu jadi api, maka jadilah air yang mampu memadamkannya :). Berdamailah dengan kekurangan masing-masing. menghapus rasa ragu setiap ada titik hitam yang membuat keruh.
Untuk nafas yang sampai detik ini masih berikanNYA, semoga ini menjadi pengingat untuk terus memperbaiki diri, mendekatkan diri, dan melaksankan tugas sebagai seorang hamba.
bila ujian datang, sabarlah, Allah beserta hambaNYA yang bersabar. ini hanya awal dalam kehidupan yang baru, akan ada banyak warna yang muncul dalam perjalanan hidup nanti. semoga dikuatkan, semoga diteguhkan.
Bersyukurlah untuk sebuah pertemuan, maafkanlah untuk semua kesalahan, dan berpeganglah pada satu tujuan, "menggapai ridhoNYA"
*untukmu....
No comments:
Post a Comment