Search This Blog

Sunday, January 6, 2019

Indonesia katanya

September.... 



Hmmm, benar sajaa. Mendung dan hujan di bulan september seperti turut membersamai perasaan saya yang sedang gundah gulana. Yaaa, tempat baru yang masih misteri membuat hati kadang was was, apa dan bagaimana. Tanah asing dan orang asing tentunyaa. 

Negeri sakura dengan segala kenyamanannya. Tapi sunyi disini seringkali membuatku rindu akan indonesia. Aaah paginya yg hangat tentu dengan segala macam kekurangannya yg bagiku itu wajar sajaa. Aku menikmati dan mencintai indonesia apa adanyaa. Toh menurutku ada pasti yang memperjuangkan kemajuannya, ada pasti yang mempertahankan kemananannya, ada pasti yang terus berdoa untuk kedamaiannya. Aku menjadi bagian terakhir. Semogaa tanah tumpah darahku menjadi negara yang penuh kebaikan suatu hari nanti amiin. 


Kembali ke mendung september. Bocah cilikku, megumi tak hentinya memandangi para bapak2 yang sedang sibuk menurunkan barang dari lantai 2 apato kami. Yaaa hari ini adalah hari Terakhir kami disini. Rumah pertama ku dan megumi selama di jepang. Banyak kenangan pasti. (Tapi percayalah dengan menulis maka kenangan akan tersimpan tak terhapus waktu). Pagi itu sibuk. Mungkin si kecilku heran kok yaa barang barang ini mau dibawa kemana. 

Sayup kudengar seseorang memanggilku. Yaa, namanya yukari san. Tetanggaku orang jepang yang dulu pernah beberapa tahun tinggal di indonesia.aku merasa sangat bersyukur bertemu dengannya. Beliau bisa bahasa indonesia fasih. Dan paling penting bagiku hatinya hangat sekaliii. Tipikal orang indonesia. Aku bahagiaa. Seperti menemukan mutiara yang tertimbun di tengah hutan yang sepii. Yaa yaa jepang sepiiii sekali menurutku. Seorang ibu rumah tangga, belum fasih bahasa jepang maka aku membutuhkan teman. Terima kasih yukari san, semoga pertemanan ini sampai akhir waktu. Walaupun tak lagi menjadi tetangga. 

Kembali ke sabtu pagi yang sendu. Yukari menghampiriku. Matanya basah, dan menyodorkan sesuatu. Ini sandal batik yang ia bikin sendiri. Ah hatiku makin terguncang. Sandal batik ini ia rajut sendiri (tipikal jepang memang rajin bebikinan sesuatu). Sedih sekalii yaa akan berpisah ujarnya. Akupun ingin katakan bahwa sediih jugaa meninggalkan tempat ini. Tapi tapii, beginilah jalan cerita hidup. Kita harus pindah. 

Yukari san lalu memanggil anak perempuannya untuk bertemu denganku dan megumi. Mihane senang sekali bermain dengan megumi. Mihane, anak sd ini senang sekali menggendong megumi. Pengen punya adik lagi katanya. 

Masih kuingat pertemuan pertama dengannya. Undangan2 jamuannya. Bermain dirumahnya. Sapaan ramahnya setiap kali bertemu. Seringkali ia melambai dari dalam mobilnya ketika berpapasan dijalan. 

Apa yang membuatku takjub selanjutnya adalah ceritanya tentang indonesia. Sunggguh, baginya indonesia adalah negeri yang hangat, negeri yang ramai. Dia suka sekali indonesia, masakannya. Maka dirumahnya pun masih tersimpan indomie dan kecap manis kesukaannya. Kadang kali ia mampir ke restoran indonesia untuk menuntaskan kerinduannya akan masakan indonesia. Pun dia pernah bercerita akan pembantunya yang meninggal, dan membuatnya sedih. Karena baginyaa pembantu tersebut sangat dekat dengannya. Dia tahu bahwa macet indonesia mgkn takkan pernah ada di jepang, tpi baginya tetap hangatnya indonesia mampu membuat kesan yang dalam. Ah indonesiaa aku makin rindu.  

Mihane pun begitu, katanya ingin sekali bisa berenang di indonesia. Mentari bisa ada sepanjang tahun, karena tidak ada musim gugur dan musim dingin yang menggigit tentunya. Ia bisa berenang kapan aja. 

Di indonesia, bisa saling bantu dan terasa dekat sekali dengan yang lain. Suasana yang akrab dan penuh kekeluargaan. Walaupun rasanya suasana di kota makin jauh dari kondisi ini, tpi tetap nilai nilai seperti ini ada dalam diri orang indonesia. 

Pada akhirnya aku sadar bahwa, sejauh apapun kau merantau maka kampung halaman tempatmu kembali. Duluuu, aku sangat membanggakan jepang. Ah keren sekali ini. Hampir semuanya sempurna. Maka seiring waktu akupun sadar kalau tidak ada yang sempurna. Pasti akan bertemu kekurangannya. Dan lagi indonesia jepang dua duanya memiliki kekurangan kelebihan. Maka banggalah menjadi bagian dari negeri dimana kamu dibesarkan. Bangga boleh, tpi tidak merendahkan apalagi menggerutu. Ah sudahlaaah. Pesona negerimu, kebanggaan di mata yang lain. Hargailaah dengan menerima kekurangan yang ada. 
Terima kasih yukari san. Sudah mengingatkanku agar tidak menjadi "lupa kacang pada kulitnya". 


Tak lupa kusisipkan janji untuk bertemu lagi dengan keluarganya. 

Bangga boleh, tapi jangan keluhkan indonesia saat ini. Jepang indonesia tidaklah sama, dua duannya memiliki kekurangan dan kelebihan.

Ambil yang baik, buang yang buruk. Sekali lagi, cintailah negeri sendiri, hingga hati lapang menerima apa adanya, dan berdoa semoga perlahan lahan bisa membaik, bisa merangkak maju🙏🙏🏻🙏🏻🙏🏻💪💪



Salam hangat dari negeri sakura. Titip rindu pada hutan sawah gunung lautan (simpanan kekayaan) seperti lagu hehe


sandal batik ini dibuat sendiri oleh Yukari san, sebagai kado pada hari kami pindah rumah

No comments:

Post a Comment

Indonesia katanya

September....  Hmmm, benar sajaa. Mendung dan hujan di bulan september seperti turut membersamai perasaan saya yang sedang gundah g...