Search This Blog

Saturday, December 10, 2011

edelweiss


Pagi.. aku ingin kembali berkisah tentangmu,....
Bila ku sebut kau langit dan aku bumi?? aku hujan kau pelangi?? mereka akan membenarkannya. Kenapa kita begitu berbeda? sangat berbeda. Coba kau lihat kapan langit dan bumi bertemu tuk sekedar bertegur sapa? kapan hujan dan pelangi hadir bersamaan tuk sekedar saling tatap?? sesaat hujan pergi, pelangi muncul, iyakan?? Seolah pertemuan itu memang tak pernah ada.
Pun ketika langit membuka mata, melihat sekelilingnya, menyilaukan, kau memilihnya, itu bukan bumi. karena bumi kala itu luput dari pandanganmu.. ia ada disemak belukar sana, menyaksikan kau memilih satu diantara banyak warna. bila kau elang, aku memang terlalu kerdil untuk disambar, aku tak terlihat, dan aku tak bersinar, adalah wajar bila kau tak melihatku apalagi memilihku. aku menyaksikan semuanya.  
Waktu tak mampu mengubahnya sedikitpun. Tak ada yang berubah. Masih berharap elang kan menyambarnya membawanya terbang tinggi melintasi lazuardi langit biru. Hmmm.. pagi mulai hangat kawan.. saatnya memulai hari, tapi aku belum selesai berkisah.. kau mesti tau sesuatu..sampai ceritaku usai.
Sabtu teramat mendung di september kala itu, atas kenyataan hari itu aku mengerti bahwa ia ingin ku tak melihatnya lagi. Mungkin... mungkin itu yang bisa ku simpulkan. Atas ketidakpahamanku mengapa batas antara kita semakin nyata bahkan kini tak bisa kutembus dengan apapun. Mengapa kita semakin berbeda? Bukan sebagai langit dan bumi lagi, kita berbeda .. yang berhenti dan yang masih berdetak. Bisa ku terima itu?? Hari itu berlalu, seperti berjalan diatas angin.
Aku yakin aku bukan karang yang tahan terjangan ombak, hingga pada akhirnya....
Kutitip rasaku tuk sementara waktu, pada kuncup edelweiss di puncak gunung sana, bahwa kesendirian kadang menghadirkan kau yang sesungguhnya.
Adalah wajar jika rindu tak bisa ditawar.

                                                                               




^^to the one who showed me mountain
thank you^^

Wednesday, December 7, 2011

catatan waktu


Desember  ...untuk hariku yang masih berputar melindas waktu....
Untuk apa air mataku yang jatuh malam ini?? Untuk siapa air mataku yang jatuh malam ini?? Coba pertanyaan yang seharusnya dijawab hati kecil ini malah diam bisu. Sudah kering kerongkongan ini tuk setiap kata yang ia teriakkan walau hanya dengan gema di alam bawah sadarnya. Mungkinkah ini jawabannya: untuk bahanku yang belum terjamah sedikitpun??..duhh,,.semiris itukah nasibku?? Oke baiklah aku paham itu kelalaianku. Tapi pengertian atas kewajiban itu mengapa terasa terabaikan?? Ya allah akukah makhluk-MU yang paling lemah malam ini? Tak apa mungkin memang itu kenyataannya. Pun benar bahwa apa yang kita inginkan belum tentu dapat kita peroleh dengan mudah. Bahwa ketahuilah perjuangan juga punya nilai seni untuk dinikmati.
Malam pun beranjak pekat...
Belum satupun tangan ini mengerjakan sesuatu yang bernilai..haruskah diri ini sibuk dengan sesuatu yang tak peting?? Tangis? Kessalll...
Ampuuuuunn ya rabb.. salahku tadi sore. Aku malu tuk menyebutnya sebagai salah.. tepatnya itu dosaku ya allah. Tak sewajarnya hati ini berbuat seperti ini. Ya allah boleh tanya sesuatu?? Apakah ada makhluk sepertiku? Yang hatinya terlalu gampang ternoda? Yang hatinya gampang terluka? Yang hatinya gampang bahagia atas sesuatu yang abstrak? Yang hatinya gampang terbuai? Yang hatinya lemah? Lemah mempertahankan imannya?? Ya allah adakah mahluk sepertiku yang terlalu mudah mengatakan bahwa itu indah? Itu benar??? Adakah ya allah?? Atau hanya aku??
Punya keberanian tuk menaklukkan rasa takut. Ok ku sudahi. Kurasa tak baik berlama-lama mendekam diri dalam sekam seolah tak ada celah tuk mentari hari esok. Cukup disini.........

** i think life is all about how you let the  bad days change you.  how much you take out of the experience
- conner layne ( the art of travel) **


Sunday, December 4, 2011

September


Dan ku pun tiba di ujung September...
Apa kabar William??lama tak bercerita. Lama tak berbagi email lagi?hmmm...bisa ku tebak mungkin kau sudah lupa..tak apa. Adalah wajar karena tak ada keharusan tuk mengingat seseorang apalagi aku, siapa aku..kau pun tak tau..belum sejauh itu pertemanan ini, tapi boleh aku anggap kau masih ada??maksudku kau ada tuk sekedar mengangaguk atau mengiyakan ataupun diam, tak masalah.
William, bulan ramadhan kemaren (kau tau ramadhan kan)??semoga kau langsung searching apa itu ramadhan) entah mengapa ada yang terus menggangguku, aku tak tenang padahal aku sedang tidak memikirkan sesuatu. Aku tidak memikirkan siapapun..tapi kenapa ibadahku jadi tak tenang?
Hampir aku putus asa dengan semua ini, lelahku pun sudah mencapai titik akhir, apa lagi yang ku inginkan? hendakku, inginku..ramadhan membasuh semua lukaku, semua korengku..semua dosaku..hendakku bersimpuh, tak ada selain aku dan tuhanku. Rasanya aku tlah lari jauh, meniti jalan yang ku buat sendiri, dimana rasaku yang dulu?? (Wiliam, diam ya..walau ku tau kau mungkin sedikit pusing dengan jalan cerita ini, ku harap kata demi kata nanti bisa kau artikan, bisa kau simpulkan,..(ayolah aku yakin kau tak sekaku yang ku bayangkan..sastra itu indah kawan ..kau pahamkan??) ya allah ramadhanku..ramadhanku..haruskah ku tempuh dengan gundah??aku ingin seperti mereka, mendekam dalam ketenangan..ingin seperti mereka yang melantunkan kalimat tasbih dengan khidmat. Ya allah dimana aku di dunia ini???apakah yang membuatku berbeda dengan hambamu yang lain???..ramadhan terus berlalu...menyongsong syawal dalam waktu yang singkat. Aku tetap terbawa arus..mengalir..menyapa mentari di 1 Syawal. Kemenangan. Itu yang selama ini ku dengar, itu yang selama ini mereka artikan. Lalu apa yang menang dariku? Aku miris sendiri, anehnya aku, lucunya aku saat hari kemenangan pun tiba aku masih sibuk mencari, menemukan ada hal apa yang membuatku berhak merasakan kemenangan ini. Tentang keanehan belakangan ini. apa ibuku tau??sepertinya tidak, topeng yang tiap hari ku kenakan mungkin masih bisa menyembunyikan perihal yang sebenarnya, ku harap begitu. Masih dalam benakku, benarkah apa yang ku lakukan??
Suatu hari di bulan Syawal (kini jatuh di bulan september William, kau jangan bingung ya)...kau tak perlu heran bila tiba- tiba orang berubah menjadi sesuatu yang beda. Kurasa itu diluar kemampuan kita tuk menafsirkannya...
Seperti mengumpulkan serpihan, satu per satu aku pungut kembali, ada yang menuntunku melewati jalan baru itu..ia tunjukkan sesuatu yang baru disana. Sepertinya disana, ia disana jiwaku bersemayam, yang meninggalkan jasadku entah sejak kapan, ya allah...boleh aku diam???tuk sejenak merenung dalam. Perlahan melihat setitik rona terang dibalik dinding kokoh walau transparan, tak ada yang tau bila tak berusaha melihat. Berusaha mendekat dan berusaha mencari apa yang selama ini orang lain lakukan.
Langkah ku masih pelan..diantara rasa maluku yang teramat, terselip syukurku...walau itu harusnya ku tau sejak dulu, tapi yakin..aku masih belum terlambat. Ayo carilah jalan itu, aku pasti bisa menemukannya walau kau disana aku disini, walau dengan cara yang berbeda... .masih ada waktu.
September usai...oktober menyapa...buatku makin mendekat..buatku benar-benar mendekam disana, jangan biarkanku mundur..tuntun langkahku teruss hingga ku tak lagi rasakan apapun kecuali sebongkah cinta dan rindu yang selamanya bersemayam di lubuk paling dalam...inginku..harapku selamanya.
Wiiliam...kau tidur???hmmm, baiklah akan ku teruskan lain waktu, karena setelah ini ada hal yang lebih penting..saat azan berkumandang membawakan kesejukan yang kan menyapa sore yang gersang...



sepenggal kisah


Meraba arti mendung sore ini...bukankah hujan yang ku tunggu??Untuk melihat pelangi yang lama bersembunyi…
Sore  ini mendung, boleh aku bertanya?apa yang kini kau pikirkan tentangku??tentang sahabat kecilmu?tentang ku??walau kini kau berubah..aku yakin kau masih ingat siapa aku....Jikapun lupa itu karena tuhan tak ingin aku tinggal terlalu lama dalam benakmu.
Sobat semoga tak pernah ada benci antara kita....lalu benang merah yang pernah menghubungkannya walau samar terlihat...jangan khawatir jarak yang.membentang ini akan membantu tuk mengurainya,..bahkan memutuskannya...dan tentang bara yang lepas kendali waktu itu...tentang ketegangan kala itu.... dan tentang bunga yang nyaris mekar boleh dikenang bila kau ada waktu untuk mengingatnya..
ketika ia datang,aku bersembunyi di balik perasaaan itu
Saat ia ucapkan kat itu, aku diam...
Lalu,saat ia perlahan menjauh,aku mulai merasakan sesuatu
saat ia menghilang,...aku tahu satu hal
Cinta memang benar...ia ada walau kita tak mampu menyadarinya”,
 "sahabat kecil"

Ia lipat lipat kertas itu...membentuk perahu...seperti yang pernah di ajarkan ketika ia TK dulu,ia juga ingat ketika SD ,menunggu hujan reda tuk melayarkan perahu kertas mereka..bahkan tak jarang mereka bermain bersama...balap perahu..ya itu dulu. Ia hanyutkan....perahunya berlayar sendiri...jauh...makin jauh....ia tinggalkan ...seperti ia akan meninggalkan tempat ini esok pagi....ia akan kembali kesana...tanpa bisa mengucap maaf..tanpa bisa bertemu dan menjelaskan semuanya...semoga perahu kertas itu sampai pada suatu tempat...tempat dimana ada yang bisa menerimanya...ia terus melangkah...sore beranjak malam....menunggu matahari terbit adalah saat mendebarkan baginya..karena mentari esok akan mengantarkannya ke suatu tempat yang jauh dari pulau ini....dan mungkin akan kembali setahun lagi...ia akan rindu...sore seperti ini..sore setelah hujan...agar perahunya tetap bisa berlayar...walau ia berlayar sendiri...demi sebuah kisah yang dibawanya...

Indonesia katanya

September....  Hmmm, benar sajaa. Mendung dan hujan di bulan september seperti turut membersamai perasaan saya yang sedang gundah g...