Aku ingin mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda maha bahaya dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup berupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin liku-liku kehidupan yang ujungnya tak dapat disangka. Aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium meletup tak terduga-duga, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, terurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan. Aku ingin ketempat-tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun. Aku ingin melepuh terbakar matahari, limbung dihantam angin dan menciut dicengkram angin (Andrea Hirata)
Aku yakin suatu saat nanti, entah itu kapan, aku bisa mengunjungi gunung, pantai. Berjalan dibawah langit kelam. Menapaki jalan diantara semak belukar. Menghirup udara pegunungan, menyapa rumput, memeluk edelweiss. Aku yakin aku bisa suatu saat nanti menelusuri lantai bumi dan terkagum- kagum apa yang ia tunjukkan dengan sebuah kesederhanaan. Bahwa alam punya nurani yang ingin dilindungi, seperti layaknya kita manusia. Alam punya ingin tuk dicintai. Lihat ia, tatap hujan.. langit.. birunya laut, rerumputan, terkadang mereka bersenandung berharap mahkluk pun mendengarnya. Ingin ku bicara bahwa aku punya kewajiban tuk menjagamu. Aku ingin mengunjungimu. Kini inginku memuncak diantara gedung-gedung dan bangunan kotak yang mengililingiku. Inginku melihat hijaumu. Inginku bersenda denganmu diatas puncak gunung sana bersama menyaksikan matahari pulang.
Pasir itu inginku goreskan betapa putihnya. Berjalan diatasnya membuat takjub betapa lembutnya permadani alam ini. Ahh, andai manusia sedikit peka. Bermain dengan mentari. Ahhh... keindahan apa lagi yang mesti kau tunjukkan agar manusia sadar. Inginku kau lestari. Dengan jiwaku yang seluruhnya ingin melindungimu seutuhnya. Walau kini tak bisa ragaku turut, kuharap dengan jiwaku, bisa tetap merasakanmu, membawaku jatuh dalam pelukan senja. kelak ku ingin tetap bersamamu.
Aku yakin suatu saat nanti, entah itu kapan, aku bisa mengunjungi gunung, pantai. Berjalan dibawah langit kelam. Menapaki jalan diantara semak belukar. Menghirup udara pegunungan, menyapa rumput, memeluk edelweiss. Aku yakin aku bisa suatu saat nanti menelusuri lantai bumi dan terkagum- kagum apa yang ia tunjukkan dengan sebuah kesederhanaan. Bahwa alam punya nurani yang ingin dilindungi, seperti layaknya kita manusia. Alam punya ingin tuk dicintai. Lihat ia, tatap hujan.. langit.. birunya laut, rerumputan, terkadang mereka bersenandung berharap mahkluk pun mendengarnya. Ingin ku bicara bahwa aku punya kewajiban tuk menjagamu. Aku ingin mengunjungimu. Kini inginku memuncak diantara gedung-gedung dan bangunan kotak yang mengililingiku. Inginku melihat hijaumu. Inginku bersenda denganmu diatas puncak gunung sana bersama menyaksikan matahari pulang.
Pasir itu inginku goreskan betapa putihnya. Berjalan diatasnya membuat takjub betapa lembutnya permadani alam ini. Ahh, andai manusia sedikit peka. Bermain dengan mentari. Ahhh... keindahan apa lagi yang mesti kau tunjukkan agar manusia sadar. Inginku kau lestari. Dengan jiwaku yang seluruhnya ingin melindungimu seutuhnya. Walau kini tak bisa ragaku turut, kuharap dengan jiwaku, bisa tetap merasakanmu, membawaku jatuh dalam pelukan senja. kelak ku ingin tetap bersamamu.
No comments:
Post a Comment